Mencintai kamu tak pernah mudah.
Seperti mengumpulkan sekeping demi
sekeping peta menuju hatimu.
Sudah kususuri lika-likunya, akan tetapi tak kunjung mencapai cintamu.
Bahkan sampai menyentuh pun tidak.
Sudah kususuri lika-likunya, akan tetapi tak kunjung mencapai cintamu.
Bahkan sampai menyentuh pun tidak.
Kadang aku tak mengerti, apakah aku yang tidak cukup berusaha
meraihnya,
atau jalan menuju ke sana yang terlalu rumit?
Ya, aku sedang berbicara tentang hatimu.
Jika kamu memang punya perasaan yang sama denganku,
mengapa bisa serumit ini?
atau jalan menuju ke sana yang terlalu rumit?
Ya, aku sedang berbicara tentang hatimu.
Jika kamu memang punya perasaan yang sama denganku,
mengapa bisa serumit ini?
Atau kamu hanya berusaha memperumitnya
agar aku tak pernah sekalipun berhasil sampai ke sana?
agar aku tak pernah sekalipun berhasil sampai ke sana?
Apakah cinta seperti ini?
Hanya satu pihak yang berusaha?
Hanya satu pihak yang berusaha?
Aku yakin itu, cintamu begitu berharga.
Oleh karenanya aku rela mati
berdiri sambil mencari jalan menuju ke sana. Namun apakah arti cintaku
bagimu?
Sehingga semuanya harus selalu aku.
Apakah hatiku tak cukup berharga bagimu
Sehingga semuanya harus selalu aku.
Apakah hatiku tak cukup berharga bagimu
sehingga kamu tak berusaha menggapainya sama sekali?
Aku merasa langkah yang harus aku tempuh seperti benang
kusut.
Dan aku terjerat di dalamnya.
Tak pernah menggapai ujung, tak
juga mampu keluar.
Tolonglah, sayang,
jangan biarkan aku mencari yang lebih sederhana.
Aku hanya mau kamu.
Maka, maukah kamu menyederhanakan cinta?
Maka, sederhanakan cinta
Sesederhana namaku diucap ibu dalam doa.
#Dara Prayoga